Rabu, 28 November 2012

tulisan 5 perdagangan Indonesia



PENDAHULUAN
1.      Latar belakang masalah

Pada zaman globalisasi saat sekarang ini perdagangan internasional sangatlah penting bagi setiap Negara, yaitu untuk mensejahterakan warga Negara, serta mengembangkan perekonomian Negara. Karena perekonomian merupakan salah satu bidang yang setiap orang tidak dapat lepas ataupun menghindar darinya, karena mau ataupun tidak mau dan sadar ataupun tidak sadar manusia selalu melakukannya, ini terjadi karena kebutuhan dan keinginan seorang yang selalu ingin dipenuhi dan memang harus dipenuhi.
Sekarang kita lihat globalisasi dibidang kontrak-kontrak bisnis internasional sudah lama terjadi, karena Negara-negara maju transaksi baru ke Negara berkembang, maka mitra kerja mereka dari Negara-negara berkembang akan model-model kontrak bisnis internasional.
Berdasarkan dari penjelasan diatas maka kami sebagai penulis membuat tulisan yang bertema “Perdagangan Indonesia dan Manfaatnya” sebagai tugas dari mata kuliah Pengantar Bisnis.

 
PEMBAHASAN

Perdagangan Indonesia dan Manfaatnya
Pengertian perdagangan internasional
Perdagangan internasional adalah proses tukar menukar yang didasarkan atas kehendak sukarela dari masing-masing Negara. Adapun motifnya adalah memperoleh manfaat perdagangan atau gains of tride.
Perdagangan merupakan kegiatan ekonomi yang sangat penting saat ini, maka tidak ada Negara-negara di dunia yang tidak terlibat didalam perdagangan baik perdagangan antar regional, antar kawasan ataupun antar Negara.
Perdagangan ini melakukan transaksi jual beli ke luar negeri, kalau kita membeli disebut impor sedangkan kalau kita menjual disebut egara.
Manfaat Perdagangan Internasional
1. Saling mendapat petukaran tehnologi guna mempercepat pertumbuhan ekonomi
2. Menjalin persahabatan
3. Dapat membuka lapangan pekerjaan
4. Dapat menambah jumlah dan kualitas barang
5. Meningkatkan penyebaran sumber daya alam melalui batas Negara.

Faktor-Faktor Pendorong Terjadinya Perdagangan Internasional
1. Adanya sumber kekayaan alam, iklim, letak geografis, keahlian penduduk, ongkos tenaga kerja, tingkat harga, struktur ekonomi dan egara.
2. Memperluas Pasar
Pasar tempat tukar menukar barang, tempat bertemuna penjual dan pembeli yang keduanya saling melakukan transaksi jual beli barang apa yang dibutuhkan oleh masing-masing orang (baik negara maupun negara )
Tujuan transaksi jual beli tersebut antara lain:
1 Mendapat barang dan jara yang dibutuhkan.
2 Mendapat laba/keuntungan yang diharapan.
3. Mengimpor teknologi Moderen
4. Memperoleh Manfaat Dari Sepesialisasi
Memperoleh manfaat yang dimagsud spesialisasi bahwa egara tersebut dapat mendapatkan barang dan jasa yang tidakbisa di produksi sendiri.

Keunggulan Absolut Dan Keunggulan Komperatif Dalam Perdagangan Internasional
Pada tahun 1776 ADAM SMITH dalam bukunya yang berjudul: in inguiry into The nature and causes of The Wealth of Nation. Dengan adanya perdagangan internasional, suatu egara hanya akan memproduksi satu atau beberapa barang saja dengan biaya produksi yang rendah untuk di ekspor dan egara tersebt akan mengimpor barang-barang lain dengan harga yang lebih murah daripada memproduksi sendiri. Dengan cara ini egara-negara yang mengadakan hubungan perdagangan internasional dapat memperoleh keuntungan.
Adapun macam-macam keuntungan antara lain:
1.      Keuntungan Mutlak ( Absolute Advantage) dari Adam Smith
Menurut teori ini perdagangan antar dua egara terhadap dua jenis barang akan terjadi jika masing-masing egara mempunyai kekuatan dalam memproduksi brang tertentu. Keuntungan akan diperoleh oleh dua egara tersebut, jika dua egara tersebut mengeskspor barang yang mempunyai keunggulan mutlak dan mengimpor barang yang mempunyai kerugian mutlak ( Absolute Disadvantage)
2.      Kenutungan Komperative ( Comverative Advantage)
Menurut David Ricardo, perdagangan internasional masih mungkin terjadi dan menguntungkan kedua egara meskipun satu egara mempunyai keunggulan mutlak, dan memproduksi kedua barang dengan syarat jika satu egara mempunyai keunggulan komperative dibandingkan dengan egara lain.


Hubungan Perekonomian Indonesia Jepang Perdagangan


Bagi Indonesia, Jepang merupakan egara mitra dagang terbesar dalam hal ekspor-impor Indonesia. Ekspor Indonesia ke Jepang bernilai US$ 23.6 milyar (statistic Pemerintah RI), sedangkan impor Indonesia dari Jepang adalah US$ 6.5 milyar sehingga bagi Jepang mengalami surplus besar impor dari Indonesia (tahun 2007)
Komoditi penting yang diimpor Jepang dari Indonesia adalah a.l. minyak, gas alam cair, batubara, hasil tambang, udang, pulp, tekstil dan produk tekstil, mesin, perlengkapan listrik, dll. Di lain pihak, barang-barang yang diekspor Jepang ke Indonesia meliputi mesin-mesin dan suku-cadang, produk egara dan kimia, baja, perlengkapan listrik, suku-cadang elektronik, mesin alat transportasi dan suku-cadang mobil.

Investasi

 Investasi langsung swasta dari Jepang ke Indonesia yang menurun sehubungan dengan stagnasi yang dialami perekonomian Indonesia akibat krisis ekonomi yang melanda Asia pada tahun 1997, kini belumlah pulih sepenuhnya, namun Jepang tetap menempati kedudukan penting di antara egara-negara yang berinvestasi di Indonesia.
Dalam jumlah investasi langsung asing di Indonesia dari tahun 1967 hingga 2007, Jepang menduduki tempat pertama dengan angka 11,5% dalam kesuluruhannya.
Terdapat kurang lebih 1000 perusahaan Jepang beroperasi di Indonesia (sumber: JETRO). Perusahaan-perusahaan tersebut memperkerjakan lebih dari 32 ribu pekerja Indonesia yang menjadikan Jepang sebagai egara penyedia lapangan kerja nomor 1 di Indonesia (sumber: BKPM).




Kerjasama Ekonomi

Indonesia merupakan egara penerima ODA (bantuan pembangunan tingkat pemerintah) terbesar dari Jepang (berdasarkan realisasi netto pembayaran pada tahun 2005 adalah US$1.22 milyar, yaitu + 17% dari seluruh ODA yang diberikan Jepang)
Selain itu, realisasi bantuan untuk tahun 2006 adalah :
 
Pinjaman Yen
: 125.2 milyar Yen
Bantuan hibah
:5.4 milyar Yen
  (berdasarkan pertukaran Nota-nota)
Kerjasama teknik
: 7.8 miliar Yen
  (berdasarkan realisasi pembiayaan JICA)

Lain-lain

Setelah mulainya pemerintahan Yudhoyono, telah dibentuk forum Investasi bersama tingkat tinggi pemerintah-swasta antara Jepang dan Indonesia.
Berdasarkan saran dan dialog yang sejak dulu diadakan antara Japan Club dan pemerintah Indonesia, pada bulan Juni 2005 pada kesempatan kunjungan Presiden Yudhoyono ke Jepang, telah berhasil disetujui SIAP, yaitu rencana strategis investasi yang meliputi 5 pokok, yaiitu masalah bea, customs, tenaga kerja, infrastruktur dan daya saing.
Perundingan resmi “Economic Partnersip Agreement antara Indonesia dan Jepang (EPA)” disetujui oleh pemerintah Indonesia dan Jepang pada waktu Presiden SBY berkunjung ke Jepang dengan resmi pada bulan Juni 2005, setelah itu Presiden SBY dan Mantan Perdana Menteri Jepang, Mr.Abe menandatangani surat persetujuan EPA pada tgl 20 Agustus 2007. Melalui EPA yang telah berlaku efektif dan mulai diimplementasikan pada tanggal 1 Juli 2008 ini, diharapkan perdagangan dan investasi antara kedua Negara dapat meningkat dan semakin berkembang

PENUTUP
Kesimpulan:
Melalui perdagangan bebas, seperti yang dilakukan negara kita dengan Jepang. Perdagangan bebas tersebut tidak akan ada lagi hambatan, seperti yang dibuat oleh suatu negara dalam melakukan transaksi perdagangan dengan negara lainnya. Negara-negara didunia atau yang terlibat langsung dalam perdagangan bebas mempunyai hak untuk menjual produk atau jasa terhadap negara lain tanpa harus dibebani oleh batasan-batasan pajak atau bea masuk.
Saran :
Pemerintah seharusnya memberikan kebebasan seluasnnya kepada negara yang melakukan perdagangan bebas karena dari perdagangan bebas atau perdagangan internasional devisa negara akan bertambah dan artinya kemakmuran negara akan terjamin.




DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar